Perkembangan
Periode Bayi [ 0 – 2 th ]
Pendahuluan
Para ahli psikologi pada umumnya membatasi
periode masa bayi itu dalam dua tahun pertama setelah masa . Periode ini
disebut juga periode vital, karena kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan
fondasi yang kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Bayi yang baru lahir biasanya belum
mengenal rasa takut dan preferensi untuk melakukan kontak dengan orang-orang.
Penelitian membuktikan bahwa dalam beberapa bulan pertama kehidupannya, bayi
hanya mengalami perasaan bahagia, sedih, dan marah. Sebuah senyum pertama bayi
biasanya terjadi saat ia berusia antara 6-10 minggu. Senyum ini, dilihat dari
ilmu psikologi anak, biasa disebut dengan senyum sosial karena umumnya terjadi
saat interaksi sosial.
Semua aktivitas bayi masih berjalan
secara naluriah atau refleks. Meskipun bayi dapat melihat, mendengar,
membau, meraba, dan merasa, dia belum mengerti maknanya. Keterampilan
komunikasi pertama yang dipelajarinya adalah menangis. Itulah satu-satunya bentuk komunikasinya dengan dunia luar.
Berhubung permasalahan -
permasalahan terkait dengan keadaan bayi tersebut maka kami akan meninjau lebih
mengenai gambaran serta pemaparan yang melihat dari pada perkembangan
fisik,kognitif serta psikososial mengenai bayi usia 0- 2 th.
A. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik bayi pada dua tahun pertama berlangsung sangat
ekstensif. Pada saat lahir, kepala bayi sangat besar dibandingkan dengan bagian
tubuh yang lain. Tubuhnya bergerak terus menerus dan sering kali susah
dikendalikan. Bayi memiliki reflek yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang
selalu berkembang. Dalam waktu 12 bulan, bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk,
memanjat, dan berjalan. Kemudian ditahun kedua, petumbuhan fisiknya melambat,
akan tetapi perkembangan seperti memanjat dan berjalan justru berlangsung cepat.
Perkembangan fisik dan mental, yang
sama pentingnya. Anak yang memiliki perkembangan fisik yang sehat, maka akan
mempengaruhi kesehatan mental atau psikologisnya. Seperti peribahasa
mengatakan, bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.
Demikian pula sebaliknya, kondisi kesehatan fisik yang buruk pasti akan
berdampak kurang baik bagi kesehatan psikologis anak.
1. Tinggi dan Berat badan
Rata-rata panjang
bayi saat dilahirkan berkisar antara 20-50 inci dengan berat skitar 3,4kg
(Seifert dan Hoffnung,1994). Segera selama masa perkembangan fisik berlangsung,
bayi mulai menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara menghisap,
menelan, dan mencerna. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, berat badan
bayi bertambah sekitar 5-6 ons per minggu. ). Kenaikan
suatu berat badan, pada anak dimasa 3 bulan yang pertama, mengalami kenaikan pada
berat badannya yang mencapai seberat 30 gram sehari, Kemudian pada usia 4 bulan, berat badan bayi meningkat dua kali
lipat. namun pada saat si anak mencapai umur
kisaran 6 bulan pertama berat badan pada sianak akan kembali meningkat sehingga
bertambah menjadi 0,5 kg per setiap bulannya. Pada saat usia si anak mencapai
pada bulan yang ke 5 maka berat pada anak akan meningkat seberat 2 kali lipat
dari berat anak pada saat lahir. Kemudian akan meningkat 0,35-0,5 kg per bulan
sampai pada saat akhir tahun yang pertama. Pada saat menginjak tahun yang ke 2
pertumbuhan berat si anak akan bertambah menjadi 0,25 kg per bulannya.[1] Pada tahun kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi
mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun, berat badan bayi mencapai sekitar 13
hingga 16kg dengan tinggi sekitar 32 sampai 35 inci (Santrock,1995). Tinggi Badan, panjang badan pada saat anak baru lahir
adalah sekitar 50 cm, namun akan meningkat secara drastis sebesar 50% pada saat
akhir tahun pertama sehingga panjangnya menjadi 75 cm pada tahun kedua akan
meningkat menjadi dua kali lipat dari panjang badan yang sebelumnya.[2]
2. Gigi
Pada pertumbuhan gigi ini umumnya diawali dengan
pertumbuhan gigi seri tengah yang pertama tumbuh pada usia 16-18 bulan.
Kemudian sampai dengan umur yang mencapai 2 tahun,usia bayi biasanya dapat
diukur secara kasar.
3. Tulang Belulang
Pada mula-mula keadaan tulang belulang bayi belum stabil
atau sekuat seperti kita pada saat sekarang ini. Seperti yang kita lihat pada
bagian ubun-ubun anak mula-mula memang terbuka atau belum terbentuknya tulang
tempurung depan secara sempurna, namun pada saat usia anak sudah mencapai usia
18 bulan barulah keadaan tempurung depan anak akan tertutup dengan baik.
4. Ukuran Kepala
Pada saat anak baru terlahir ukuran kepala si anak
mencapai, 35 cm, kemudian bertambah menjadi 1-2 cm setiap bulannya lalusampai
usia 4 bulan pertama, kemudian bertambah ukurannya menjadi 5 cm pada masa sisi
tahun yang pertama.
5. Pertumbuhan Otot,
Pada anak-anak pertumbuhan otot sangatlah signifikan,
oleh karena itu anak membutuhkan protein yang sangat banyak. Pada bayi
lingkaran otot lengan atasnya sangatlah besar sekitar 10 cm ketika baru lahir,
namun bertambah sehingga menjadi 16 cm pada saat berumur 12 bulan, tetapi hanya
akan bertambah ukuran hanya sebesar 1 cm.
6.
Perkembangan Otak
Pada waktu bayi
masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk sekitar 1,5
miliar sel-sel syaraf per menit. Jadi pada saat dilahirkan, kemungkinan bayi
telah memiliki semua sel-sel otak yang dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi
sel-sel otak tersebut masih belum matang dan lemah. Seiring pertumbuhan
fisiknya, sel-sel otak tersebut akan berkembang pesat hingga usia 2 tahun.
Semula berat otak bayi sekitar 25% dari berat otak dewasanya, dan akan berubah
menjadi 75% dari otak dewasanya saat berusia 2 tahun (Myer, 1996; Zigler &
Stevensen, 1993).
B. Perkembangan Kognitif
Selama masa bayi, kapasitas kognitif manusia telah mengalami
perkembangan. Ada beberapa pandangan mengenai perkembangan kognitif pada bayi,
terutama pandangan Piaget dan pandangan kontemporer, perkembangan persepsi,
konsepsi, memori dan bahasa. Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari
perkembangan yang berkaitan dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu
pengetahuan bagaiman mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Kognitif anak 0-2 th dilakukan
dalam bentuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain[1].
1. Teori Kognitif
Menurut Piaget, anak mengalami tahap
perkembangan kognitif sampai akhirnya proses berpikir anak menyamai proses
berpikir orang dewasa. Ini dalah proses yang terperinci mengenai perkembangan
Intelektual anak. Bahwa saat bermain, seorang anak tidak belajar sesuatu yang
baru, tetapi mereka mempraktekkan dan mengonsolidasi keterampilan yang baru
diperoleh. Contoh: pada saat bermain peran yang dilakukan seorang anak bersama
teman-temannya, terjadi beberapa informasi simbolik seperti pura-pura
menggunakan batu sebagai telur. Dari permainan, anak tidak belajar keterampilan
baru, tetapi dia belajar mempraktekkan keterampilan yang telah dipelajari
sebelumnya. Perkembangan bermain juga berhubungan dengan perkembangan
kecerdasan seseorang. Seorang anak yang mempunyai taraf kecerdasan dibawah
rata-rata, kegiatan bermainnya juga mengalami keterbelakangan dibandingkan anak
lain seusianya.
Vygotsky adalah seorang psikolog
berkebangsaan Rusia yang meyakini bahwa bermain mempunyai peran langsung
terhadap perkembangan kognitif seorang anak. Menurutnya, anak kecil tidak mampu
berpikir abstrak karena bagi mereka anak tidak dapat berpikir tentang kuda
tanpa melihat kuda yang sebenarnya, karena meaning (makna) dan objek berbaur
menjadi satu. Jika anak–anak kemudian bisa bermain kuda-kudaan dengan
menggunakan pelepah pisang, maka pelepah pisang sebagai pengganti ojek kuda dapat
memisahkan makna pelepah pisang sebagai ”kuda” dan objek kuda yang
sesungguhnya.
Bruner memberikan penekanan pada fungsi
bermain sebagai saran untuk mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam
bermain, yang lebih penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil
akhirnya. Saat bermain, seorang anak tidak memikirkan sasaran yang akan dicapai
sehingga dia mampu mencoba untuk memadukan berbagai perilaku baru. Dalam
keadaan tertekan, tidak mungkin hal itu dilakukan. Sekali anak memcoba
memadukan perilaku yang baru,dia akan menggunakan pengalaman tersebut untuk
memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sebenarnya.
Smith percaya bahwa transformasi simbolik
yang muncul dalam kegiatan dalam kegiatan bermain khayal, misalnya: pura-pura
menggunakan batu sebagai telur, memudahkan transformasi simbolik kognisi anak
sehingga dapat meningkatkan fleksibilitasmental mereka. Smith juga berteori
bahwa bermain merupakan adptive variability, bahwa variabilitas bermain
memegang faktor kunci dalam perkembangan manusia. Hasil penelitian dalam bidang
neurologi menunjukkan bahwa potensi adaptif ini terbentuk dalam perkembangan
otak manusia yang berlangsung pada usia dini dapat membantu aktualisasi potensi
otak karena menyimpan lebih banyak veriabilitas yang secara potensial sudah ada
di dalam otak.
Menurut Singer, bermain memberikan suatu cara
bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan, baik dari dunia luar
maupun dari dalam, yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali
dan merekam pengalaman-pengalaman. Laju stimulasi dari luar dandari dalam
semakin optimal, jika keadaan emosi menyenangkan dan itu diperoleh saat anak
sedang bermain
C. Perkembangan Psikososial
Pengalaman sosial sejak dini merupakan peranan
yang penting dalam menentukan hubungan sosial dimasa depan dan pola perilaku
terhadap orang lain. Karena kehidupan anak berpusat disekitar rumah, maka
dirumahlah berasal perilaku dan sikap sosial kelak.
Perilaku sosial mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan atau keadaan emosi atau kondisi lingkungan. Pada saat dilahirkan anak tidak memilih dalam arti tidak memperdulikan siapa yang mengurus kebutuhannya. Nyatanya anak dapat ditenangkan dengan sentuhan lembut dari orang tua dan ASI dari seorang ibu.
Perilaku sosial mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan atau keadaan emosi atau kondisi lingkungan. Pada saat dilahirkan anak tidak memilih dalam arti tidak memperdulikan siapa yang mengurus kebutuhannya. Nyatanya anak dapat ditenangkan dengan sentuhan lembut dari orang tua dan ASI dari seorang ibu.
Dengan bertambahnya usia anak dan banyaknya
rangsangan dari orang lain, hal ini dapat memicu perkembangan sosial bayi yang
diantaranya[1] :
• Pada usia satu bulan, anak mulai melihat
wajah orang-orang yang ada disekitarnya, seperti wajah ibu, bapak, dan keluarga
lainnya.
• Pada usia dua sampai tiga bulan, anak dapat
membedakan manusia dari benda-benda mati dan anak tau bahwa manusialah yang
memenuhi kebutuhann-kebutuhannya. Anak juga tampak tidak senang atau
kadang-kadang menangis apabila ditinggal sendirian dan nampak senang apabila
didekati orang lain.
• Pada usia empat sampai lima bulan, anak ingin
digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Anak akan memberikan reaksi yang
berbeda pada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang ramah dan suara-suara
yang kencang. Anak juga mencoba menarik perhatian bayi lain dengan cara
melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa, bermain-main
dengan ludah, dan tersenyum dengan bayi lain
• Pada usia enam sampai tujuh bulan, anak dapat
membedakan teman dan orang asing dengan tersenyum padanya.. Pada usia ini anak
juga memperlihatkan reaksi terhadap orang dewasa, yang mana anak hanya tertarik
pada orang tertentu.
• Pada usia delapan sampai sembilan bulan, anak
mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan- gerakan sederhana dari orang
lain. Anak juga merasa ketakutan bila didekati oleh orang yang belum
dikenalinya.
• Pada usia sepuluh sampai tiga belas bulan,
anak mencoba meremas pakaian dan rambut anak lain, meniru perilaku dan
suara-suara mereka, dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun kadang
mereka bingung bila anak lain mengambil mainannya
• Pada usia tigabelas sampai delapanbelas
bulan, berebut mainan dengan anak lain sudah berkurang, malahan anak lebih suka
berbagi dan bekerja sama dengan anak lainnya. Pada usia ini anak memiliki sifat
yang keras kepala, tidak mau mengikuti permintaan atu perintah dari orang
dewasa.
• Pada usia delapan belas sampai duapuluhempat
bulan, anak lebih berminat bermain dengan anak lain dan menggunakan bahan-bahan
permainan untuk membentuk hubungan sosial dengan anak yang lain. Anak juga
bekerja sama dengan kegiatan rutinitas seperti berpakaian, makan, dan mandi.
E.Perkembangan Reflek
Pada masa bayi, terliihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut “
refleks”. Sepanjang bulan pertama kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang
atau menyatukan dengan gerakan relatif disengaja. Ketika mereka menguasai kemampuan
ini, maka kemampuan tersebutlah yang dinamakan “skill” atau keterampilan.
Refleks dan skill disebut juga kemampuan motorik (motor abilities). Seifert dan
Hoffnung (1994), menyebutkan ada 12gerak reflex yang dimiliki oleh anak baru
lahir (lihat tabel).
Tabel Refleks-refleks Utama pada Bayi yang Bayu Lahir
Refleks
|
Perkembangan
|
Signifikansinya
|
Pernafasan
|
Permanen,
sekalipun sebagian menjadi tindakan sukarela
|
Memberikan
oksigen dan membuang karbon dioksida
|
Menghisap
|
Melemah
dan menghilang pada usia 6 bulan
|
Mengarahkan
anak pada payudara atau botol susu
|
Mencari
|
Secara
gradual dibawah pengontrolan yang disengaja
|
Membantu
anak untuk minum
|
Menelan
|
Permanen,
meskipun sebagian menjadi tindakan sukarela
|
Membantu
anak menelan dan menjauhi cekikan
|
Mengedip
|
Permanen,
meskipun kemudian melemah secara sukarela
|
Memelihara
mata dari benda dan cahaya terang
|
Biji
mata
|
Permanen
|
Memelihara
dari cahaya terang dan memberikan penglihatan yang baik dalam cahaya lampu
yang redup
|
Moro
|
Gerakan
lengan dan telapak tangan menghilang pada 6 bulan, tetapi reaksi terkejut
terjadi seumur hidup
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Memegang
|
Melemah
pada usia 3 bulan, genggaman sukarela muncul pada 6 bulan dan menghilang
setelah 1 tahun
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Penguatan
leher
|
Menghilang
pada usia 2 tahun 3 bulan
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Babinski
|
Menghilang
pada usia 8 sampai 12 bulan
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Melangkah
|
Menghilang
pada usia 2 bulan, tetapi kemudian diaplikasikan
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Berenang
|
Menghilang
setelah 4 hingga 5 bulan
|
Menunjukkan
perkembangan normal dari sistem saraf
|
Sumber: Seifert dan Hoffnung.
Secara garis
besarnya, dua bela refleks tersebut dibagi menjadi dua bagian. Pertama, Refleks Survival, yaitu
refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang barunya. Kedua Refleks Primitif,
yaitu refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik,
walaupun mungkin merupakan refleks yang penting pada awal evolusi manusia yang
diwariskan nenek moyang kita.
Rangkaian
Tingkah Laku dan Keadaan Bayi
Perkembangan
refleks dan fungsi motorik pada bayi kemudian memunculkan serangkaian tihkah
laku yang lebih kompleks. Dengan tingkah laku yang kompleks tersebut telah
memungkinkan bayi sebagai makhluk biologis yang dapat bertahan hidup. Menurut
Lerner dan Hultsch (1983), tingkah laku tersebut meliputi: pola tidur dan
bangun, tingkah laku teoileting, dan tingkah laku makan dan minum. Perkembangan
dari ketiga tingkah laku tersebut dapat dilihat dalam tabel.
Tingkah laku
|
Ciri Utama
|
Siklus
Tidur dan bangun
|
Neonatal:
80%waktu dihabiskan untuk tidur
6-7
bulan: tidur sepanjang malam tanpa bangun
12
bulan : 50%waktu dihabiskan untuk tidur
|
Tingkah
laku teoliting
|
Neo
natal : Basah dan BAB setiap saat
2
bulan : Bayi BAB 2 kali sehari
4
bulan : Interval makan dan bab bisa
diramalkan
|
Tingkah
laku makan dan minum
|
Neonatal:
Bayi 7-8 kali sehari
1
bulan : Bayi makan 5-6 kali sehari
2
bulan : Memakan makanan pada
12
bulan : Makan 3 kali sehari
|
Sumber:
diadaptasi dari lerner dan Hultsch, (1983)
F.Perkembangan Motorik Halus
Keterangan motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada seluruh
tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Bayi dilahirkan dengan dilengkapi
seperangkat komponen penting yang kelak akan menjadi gerakan-gerakan lengan,
tangan dan jari, yang terkoordinir dengan baik. Meskipun demikian, pada saat
baru dilahirkan, bayi masih mengalami
kesulitan dalam mengontrol keterampilan motorik halusnya.
Keterampilam-keterampilan
sederhana, seperti menjangkau dan menggenggam muncul pada saat usia bayi
mencapai 4-5 bulan, dan selama 2 tahun pertama kehidupan bayi ketermpilan
tersebut semakin baik.
Perkembangan
Sensor
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang
dirancang sedemikian rupa untuk mengumpulkan informasi. Alat-alat inilah yang
dinamakan dengan indra (sense) atau system sensorik. Tanpa penglihatan,pendengaran,
sentuhan, kecapan, penciuman, dan indera lain otak bayi akan terkucil dari
dunia, bayi akan hidup dalam kebisuan, kegelapan, tanpa rasa, tanpa warna, dan
kehampaan yang kekal.
Dengan demikian,
indra-indra berfungsi mendeteksi,mentranssduksi dan meneruskaan informasi yang
datang padanya.sensasi (pengindraan) terjadi ketika sekumpulan informasi
mengadakan kontak dengan penerima sensor, seperti mata, telinga, hidung, dan
kulit. Sensasi ini kemudian disertai dengan pemberian makna, dan inilah yang
disebut dengan presepsi. (Schneirla,1957).
Pengecapan
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan terhadap rasa.
Hal ini terbukti dengan jelas bahwa bayi lebih menyukai rasa manis dan mreka akan
menghisap putting susu tiruan (dot) lebih kuat dan cepat ketika mengeluarkan
air gula disbanding ketika dot mengeluarkan air tawar (Mistretta & Bradley,1985). Menurut hasil
penelitian lain, bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi, seperti senyum,
setelah diberi larutan manis, tetapi akan mengerutkan lidahnya setelah diberi
larutan asam (Stainer,1979 dalam Santrock,1995).
Penciuman
Bayi yang baru lahir juga memiliki reaksi terhadap berbagai bau,
baik bau harum maupun busuk. Bau cuka atau almuniak membuat wajah bayi yang
berusia 1 minggu meringis dan mengalihkan kepalanya. Dalam suatu penelitian,
bayi yang minum ASI memperlihatkan suatu keinginan yang jelas atas bau kain
pelapis ibu mereka ketika mereka berusia 6 hari tetapi, ketika berusia 2 hari mereka
tidak memperlihatkan keinginan ini. Hal ini menunjukkan bahwa bayi memerlukan
beberapa hari untuk menyadari bau
tersebut ( Santrock,1995).
Pedengarann
Bayi dapat
mendengar, sekalipun tidak sebaik orang dewasa, namun akan berkembang sampai
dapat melokalisasi sumber suara dan membedakan keras atau lunaknya serta durasi
suara melalui respons yang berbeda. Bayi juga merespon secara selektif terhadap
ucapan orang dewasa (Zelazo dan Chaika ,1984). Hasil penelitian Muir dan Field.1979
menunjukkan bahwa sebagian besar bayi akan memutar kepalanya sekitar 90 derajat
kearah sumber datangnya suara.
Penglihatan
Secara psikologis dan anatomis bayi yang baru lahir telah memiliki
kesiapan untuk merespon secara diferensial sebagai aspek penglihatanya (Reese
& Lipsitt,1979). Meskipun telah memiliki kemampuan merespons lingkungan visual, namun sampai
sekarang sedikit orang memahami seberapa banyak bayi benar-benar dapat melihat (Hetherington
& parke, 1970).
Penelitian mengenai
penglihatan bayi dilakukan secara luas dipelopori oleh (Fantz,1963), yang menarik
beberapa kesimpulan bahwa : pertama,
bayi yang baru lahir mampu membuat diskriminasi visual secara baik. Kedua, bayi merespon secara selektif
berbagai stimulus visual. Misalnya, bayi lebih senang melihat pola atau bentuk
dari pada warna atau kecerahan (Johnson & Medinnus, 1974).
Pola - pola anak Usia 0- 2 th
1. Pola Makan dan Minum
Perkembangan fisik
bayi tergantung pada makanan yang baik selama 2 tahun pertama. Bagi usia 4-6
bulan pertama, ASI atau susu formula yang lain adalah sumber makanan dan energi
yang utama. Namun belakangan disadari bahwa pemberian ASI jauh lebih baik dari
pada susu formula. Sebab, memberi ASI sama saja dengan memberikan susu yang
bersih, yang sekaligus dapat menjadi anti body bagi bayi dari penyakit. Setelah
usia 6 bulan, secara berangsur-angsur bayi dapat diperkenalkan dengan makanan
padat, seperti nasi, gandum, roti dll.
2. Pola Buang Air
Ketika baru
dilahirkan, bayi belum mampu mengendalikan buang airnya, sehingga buang air
setiap saat. Pada usia 4 bulan, interval buang air sudah dapat diramalka.
Pengendalian buang air besar rata-rata dimulai pada usia 6 bulan. Sedangkan
pengendalian buang air kecil mulai pada usia 15-16 bulan, namun sampai
akhi1980r. masa bayi pengendalian buang air kecil masih belum sempurna
(Hurlock, 1980).
3. Pola Tidur dan Makan
Salah satu fungsi otak adalah mengontrol keadaan tidur dan bangun.Tidur
secara teratur dapat membantu bayi mencegah rangsangan eksternal sehingga
memberikan kesempatan pada fisiknya untuk istirahat. Disamping itu tidur dapat
meningkatkan rangsangan internal, sehingga dapat mendorong perkembangan otak
bayi yang sehat.
Bayi
yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur. Rata-rata bayi
yang baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari, walaupun ada yang rata-rata
10-11 jam bahkan ada yang mencapai 21jam per hari. Pada umur 6 bulan, masa
tidur bayi rata-rata hanya 13-14 jam per hari (Seifert & Huffnung, 1994; Santrock,1995).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTERIMA KASIH
BalasHapusMY BLOG
MY CAMPUS
Fatma widya ningrum Fatma.wn08@gmail.com Blog.binadarma.ac.id/ay_ranius/
PlayAmoCasino.com Review & Bonus Code - JTA Hub
BalasHapusPlayAmoCasino is rated 4.9 out of 5 by our members and 30% of them said: "liked it". As a result, it's highly recommended 안산 출장안마 that they consider 고양 출장샵 this casino to be Rating: 공주 출장샵 4.9 김제 출장안마 · Review by 전라북도 출장안마 JT Hub