Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 30 Oktober 2012

Perkembangan bayi 0- 2 th

Perkembangan
Periode Bayi [ 0 – 2 th ]
Pendahuluan
Para ahli psikologi pada umumnya membatasi periode masa bayi itu dalam dua tahun pertama setelah masa . Periode ini disebut juga periode vital, karena kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Bayi yang baru lahir biasanya belum mengenal rasa takut dan preferensi untuk melakukan kontak dengan orang-orang. Penelitian membuktikan bahwa dalam beberapa bulan pertama kehidupannya, bayi hanya mengalami perasaan bahagia, sedih, dan marah. Sebuah senyum pertama bayi biasanya terjadi saat ia berusia antara 6-10 minggu. Senyum ini, dilihat dari ilmu psikologi anak, biasa disebut dengan senyum sosial karena umumnya terjadi saat interaksi sosial.
Semua aktivitas bayi masih berjalan secara naluriah atau refleks. Meskipun bayi dapat melihat, mendengar, membau, meraba, dan merasa, dia belum mengerti maknanya. Keterampilan komunikasi pertama yang dipelajarinya adalah menangis. Itulah satu-satunya bentuk komunikasinya dengan dunia luar.
Berhubung permasalahan - permasalahan terkait dengan keadaan bayi tersebut maka kami akan meninjau lebih mengenai gambaran serta pemaparan yang melihat dari pada perkembangan fisik,kognitif serta psikososial mengenai bayi usia 0- 2 th.
A. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik bayi pada dua tahun pertama berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, kepala bayi sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Tubuhnya bergerak terus menerus dan sering kali susah dikendalikan. Bayi memiliki reflek yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang selalu berkembang. Dalam waktu 12 bulan, bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat, dan berjalan. Kemudian ditahun kedua, petumbuhan fisiknya melambat, akan tetapi perkembangan seperti memanjat dan berjalan justru berlangsung  cepat.
Perkembangan fisik dan mental, yang sama pentingnya. Anak yang memiliki perkembangan fisik yang sehat, maka akan mempengaruhi kesehatan mental atau psikologisnya. Seperti peribahasa mengatakan, bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Demikian pula sebaliknya, kondisi kesehatan fisik yang buruk pasti akan berdampak kurang baik bagi kesehatan psikologis anak.
1.      Tinggi dan Berat badan
            Rata-rata panjang bayi saat dilahirkan berkisar antara 20-50 inci dengan berat skitar 3,4kg (Seifert dan Hoffnung,1994). Segera selama masa perkembangan fisik berlangsung, bayi mulai menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara menghisap, menelan, dan mencerna. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, berat badan bayi bertambah sekitar 5-6 ons per minggu. ). Kenaikan suatu berat badan, pada anak dimasa 3 bulan yang pertama, mengalami kenaikan pada berat badannya yang mencapai seberat 30 gram sehari, Kemudian pada usia 4 bulan, berat badan bayi meningkat dua kali lipat. namun pada saat si anak mencapai umur kisaran 6 bulan pertama berat badan pada sianak akan kembali meningkat sehingga bertambah menjadi 0,5 kg per setiap bulannya. Pada saat usia si anak mencapai pada bulan yang ke 5 maka berat pada anak akan meningkat seberat 2 kali lipat dari berat anak pada saat lahir. Kemudian akan meningkat 0,35-0,5 kg per bulan sampai pada saat akhir tahun yang pertama. Pada saat menginjak tahun yang ke 2 pertumbuhan berat si anak akan bertambah menjadi 0,25 kg per bulannya.[1] Pada tahun kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun, berat badan bayi mencapai sekitar 13 hingga 16kg dengan tinggi sekitar 32 sampai 35 inci (Santrock,1995). Tinggi Badan, panjang badan pada saat anak baru lahir adalah sekitar 50 cm, namun akan meningkat secara drastis sebesar 50% pada saat akhir tahun pertama sehingga panjangnya menjadi 75 cm pada tahun kedua akan meningkat menjadi dua kali lipat dari panjang badan yang sebelumnya.[2]
2.      Gigi
Pada pertumbuhan gigi ini umumnya diawali dengan pertumbuhan gigi seri tengah yang pertama tumbuh pada usia 16-18 bulan. Kemudian sampai dengan umur yang mencapai 2 tahun,usia bayi biasanya dapat diukur secara kasar.
3.      Tulang Belulang
Pada mula-mula keadaan tulang belulang bayi belum stabil atau sekuat seperti kita pada saat sekarang ini. Seperti yang kita lihat pada bagian ubun-ubun anak mula-mula memang terbuka atau belum terbentuknya tulang tempurung depan secara sempurna, namun pada saat usia anak sudah mencapai usia 18 bulan barulah keadaan tempurung depan anak akan tertutup dengan baik.
4.       Ukuran Kepala
Pada saat anak baru terlahir ukuran kepala si anak mencapai, 35 cm, kemudian bertambah menjadi 1-2 cm setiap bulannya lalusampai usia 4 bulan pertama, kemudian bertambah ukurannya menjadi 5 cm pada masa sisi tahun yang pertama.
5.      Pertumbuhan Otot,
Pada anak-anak pertumbuhan otot sangatlah signifikan, oleh karena itu anak membutuhkan protein yang sangat banyak. Pada bayi lingkaran otot lengan atasnya sangatlah besar sekitar 10 cm ketika baru lahir, namun bertambah sehingga menjadi 16 cm pada saat berumur 12 bulan, tetapi hanya akan bertambah ukuran hanya sebesar 1 cm.
6.      Perkembangan Otak
            Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk sekitar 1,5 miliar sel-sel syaraf per menit. Jadi pada saat dilahirkan, kemungkinan bayi telah memiliki semua sel-sel otak yang dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi sel-sel otak tersebut masih belum matang dan lemah. Seiring pertumbuhan fisiknya, sel-sel otak tersebut akan berkembang pesat hingga usia 2 tahun. Semula berat otak bayi sekitar 25% dari berat otak dewasanya, dan akan berubah menjadi 75% dari otak dewasanya saat berusia 2 tahun (Myer, 1996; Zigler & Stevensen, 1993).
  B. Perkembangan Kognitif

Selama masa bayi, kapasitas kognitif manusia telah mengalami perkembangan. Ada beberapa pandangan mengenai perkembangan kognitif pada bayi, terutama pandangan Piaget dan pandangan kontemporer, perkembangan persepsi, konsepsi, memori dan bahasa.  Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari perkembangan yang berkaitan dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Kognitif anak 0-2 th dilakukan dalam bentuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain[1].
1. Teori Kognitif
Menurut Piaget, anak mengalami tahap perkembangan kognitif sampai akhirnya proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Ini dalah proses yang terperinci mengenai perkembangan Intelektual anak. Bahwa saat bermain, seorang anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi mereka mempraktekkan dan mengonsolidasi keterampilan yang baru diperoleh. Contoh: pada saat bermain peran yang dilakukan seorang anak bersama teman-temannya, terjadi beberapa informasi simbolik seperti pura-pura menggunakan batu sebagai telur. Dari permainan, anak tidak belajar keterampilan baru, tetapi dia belajar mempraktekkan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya. Perkembangan bermain juga berhubungan dengan perkembangan kecerdasan seseorang. Seorang anak yang mempunyai taraf kecerdasan dibawah rata-rata, kegiatan bermainnya juga mengalami keterbelakangan dibandingkan anak lain seusianya.

Vygotsky adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia yang meyakini bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif seorang anak. Menurutnya, anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena bagi mereka anak tidak dapat berpikir tentang kuda tanpa melihat kuda yang sebenarnya, karena meaning (makna) dan objek berbaur menjadi satu. Jika anak–anak kemudian bisa bermain kuda-kudaan dengan menggunakan pelepah pisang, maka pelepah pisang sebagai pengganti ojek kuda dapat memisahkan makna pelepah pisang sebagai ”kuda” dan objek kuda yang sesungguhnya.

Bruner memberikan penekanan pada fungsi bermain sebagai saran untuk mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil akhirnya. Saat bermain, seorang anak tidak memikirkan sasaran yang akan dicapai sehingga dia mampu mencoba untuk memadukan berbagai perilaku baru. Dalam keadaan tertekan, tidak mungkin hal itu dilakukan. Sekali anak memcoba memadukan perilaku yang baru,dia akan menggunakan pengalaman tersebut untuk memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sebenarnya.

Smith percaya bahwa transformasi simbolik yang muncul dalam kegiatan dalam kegiatan bermain khayal, misalnya: pura-pura menggunakan batu sebagai telur, memudahkan transformasi simbolik kognisi anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitasmental mereka. Smith juga berteori bahwa bermain merupakan adptive variability, bahwa variabilitas bermain memegang faktor kunci dalam perkembangan manusia. Hasil penelitian dalam bidang neurologi menunjukkan bahwa potensi adaptif ini terbentuk dalam perkembangan otak manusia yang berlangsung pada usia dini dapat membantu aktualisasi potensi otak karena menyimpan lebih banyak veriabilitas yang secara potensial sudah ada di dalam otak.

Menurut Singer, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan, baik dari dunia luar maupun dari dalam, yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. Laju stimulasi dari luar dandari dalam semakin optimal, jika keadaan emosi menyenangkan dan itu diperoleh saat anak sedang bermain 
C. Perkembangan Psikososial

Pengalaman sosial sejak dini merupakan peranan yang penting dalam menentukan hubungan sosial dimasa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan anak berpusat disekitar rumah, maka dirumahlah berasal perilaku dan sikap sosial kelak.
Perilaku sosial mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan atau keadaan emosi atau kondisi lingkungan. Pada saat dilahirkan anak tidak memilih dalam arti tidak memperdulikan siapa yang mengurus kebutuhannya. Nyatanya anak dapat ditenangkan dengan sentuhan lembut dari orang tua dan ASI dari seorang ibu.
Dengan bertambahnya usia anak dan banyaknya rangsangan dari orang lain, hal ini dapat memicu perkembangan sosial bayi yang diantaranya[1] :
• Pada usia satu bulan, anak mulai melihat wajah orang-orang yang ada disekitarnya, seperti wajah ibu, bapak, dan keluarga lainnya.
• Pada usia dua sampai tiga bulan, anak dapat membedakan manusia dari benda-benda mati dan anak tau bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhann-kebutuhannya. Anak juga tampak tidak senang atau kadang-kadang menangis apabila ditinggal sendirian dan nampak senang apabila didekati orang lain.
• Pada usia empat sampai lima bulan, anak ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Anak akan memberikan reaksi yang berbeda pada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang ramah dan suara-suara yang kencang. Anak juga mencoba menarik perhatian bayi lain dengan cara melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa, bermain-main dengan ludah, dan tersenyum dengan bayi lain
• Pada usia enam sampai tujuh bulan, anak dapat membedakan teman dan orang asing dengan tersenyum padanya.. Pada usia ini anak juga memperlihatkan reaksi terhadap orang dewasa, yang mana anak hanya tertarik pada orang tertentu.
• Pada usia delapan sampai sembilan bulan, anak mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan- gerakan sederhana dari orang lain. Anak juga merasa ketakutan bila didekati oleh orang yang belum dikenalinya.
• Pada usia sepuluh sampai tiga belas bulan, anak mencoba meremas pakaian dan rambut anak lain, meniru perilaku dan suara-suara mereka, dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun kadang mereka bingung bila anak lain mengambil mainannya
• Pada usia tigabelas sampai delapanbelas bulan, berebut mainan dengan anak lain sudah berkurang, malahan anak lebih suka berbagi dan bekerja sama dengan anak lainnya. Pada usia ini anak memiliki sifat yang keras kepala, tidak mau mengikuti permintaan atu perintah dari orang dewasa.
• Pada usia delapan belas sampai duapuluhempat bulan, anak lebih berminat bermain dengan anak lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengan anak yang lain. Anak juga bekerja sama dengan kegiatan rutinitas seperti berpakaian, makan, dan mandi.


E.Perkembangan Reflek
Pada masa bayi, terliihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut “ refleks”. Sepanjang bulan pertama kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan dengan gerakan relatif disengaja. Ketika mereka menguasai kemampuan ini, maka kemampuan tersebutlah yang dinamakan “skill” atau keterampilan. Refleks dan skill disebut juga kemampuan motorik (motor abilities). Seifert dan Hoffnung (1994), menyebutkan ada 12gerak reflex yang dimiliki oleh anak baru lahir (lihat tabel).
Tabel Refleks-refleks Utama pada Bayi yang Bayu Lahir
Refleks
Perkembangan
Signifikansinya
Pernafasan
Permanen, sekalipun sebagian menjadi tindakan sukarela
Memberikan oksigen dan membuang karbon dioksida
Menghisap
Melemah dan menghilang pada usia 6 bulan
Mengarahkan anak pada payudara atau botol susu
Mencari
Secara gradual dibawah pengontrolan yang disengaja
Membantu anak untuk minum
Menelan
Permanen, meskipun sebagian menjadi tindakan sukarela
Membantu anak menelan dan menjauhi cekikan
Mengedip
Permanen, meskipun kemudian melemah secara sukarela
Memelihara mata dari benda dan cahaya terang
Biji mata
Permanen
Memelihara dari cahaya terang dan memberikan penglihatan yang baik dalam cahaya lampu yang redup
Moro
Gerakan lengan dan telapak tangan menghilang pada 6 bulan, tetapi reaksi terkejut terjadi seumur hidup
Menunjukkan perkembangan normal dari sistem saraf
Memegang
Melemah pada usia 3 bulan, genggaman sukarela muncul pada 6 bulan dan menghilang setelah 1 tahun
Menunjukkan perkembangan normal dari sistem saraf
Penguatan leher
Menghilang pada usia 2 tahun 3 bulan
Menunjukkan perkembangan normal dari sistem saraf
Babinski
Menghilang pada usia 8 sampai 12 bulan
Menunjukkan perkembangan normal dari sistem saraf
Melangkah
Menghilang pada usia 2 bulan, tetapi kemudian diaplikasikan
Menunjukkan perkembangan normal dari sistem saraf
Berenang
Menghilang setelah 4 hingga 5 bulan
Menunjukkan perkembangan normal dari sistem saraf
Sumber: Seifert dan Hoffnung.
            Secara garis besarnya, dua bela refleks tersebut dibagi menjadi dua  bagian. Pertama, Refleks Survival, yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang barunya. Kedua Refleks Primitif, yaitu refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik, walaupun mungkin merupakan refleks yang penting pada awal evolusi manusia yang diwariskan nenek moyang kita.
Rangkaian Tingkah Laku dan Keadaan Bayi
            Perkembangan refleks dan fungsi motorik pada bayi kemudian memunculkan serangkaian tihkah laku yang lebih kompleks. Dengan tingkah laku yang kompleks tersebut telah memungkinkan bayi sebagai makhluk biologis yang dapat bertahan hidup. Menurut Lerner dan Hultsch (1983), tingkah laku tersebut meliputi: pola tidur dan bangun, tingkah laku teoileting, dan tingkah laku makan dan minum. Perkembangan dari ketiga tingkah laku tersebut dapat dilihat dalam tabel.
Tingkah laku
Ciri Utama
Siklus Tidur dan bangun
Neonatal: 80%waktu dihabiskan untuk tidur
6-7 bulan: tidur sepanjang malam tanpa bangun
12 bulan : 50%waktu dihabiskan untuk tidur
Tingkah laku teoliting
Neo natal : Basah dan BAB setiap saat
2 bulan     : Bayi BAB 2 kali sehari
4 bulan     : Interval makan dan bab bisa diramalkan
Tingkah laku makan dan minum
Neonatal: Bayi 7-8 kali sehari
1 bulan   : Bayi makan 5-6 kali sehari
2 bulan   : Memakan makanan pada
12 bulan : Makan 3 kali sehari
Sumber: diadaptasi dari lerner dan Hultsch, (1983)

F.Perkembangan Motorik Halus
Keterangan motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada seluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Bayi dilahirkan dengan dilengkapi seperangkat komponen penting yang kelak akan menjadi gerakan-gerakan lengan, tangan dan jari, yang terkoordinir dengan baik. Meskipun demikian, pada saat baru dilahirkan,  bayi masih mengalami kesulitan dalam mengontrol keterampilan motorik halusnya.
            Keterampilam-keterampilan sederhana, seperti menjangkau dan menggenggam muncul pada saat usia bayi mencapai 4-5 bulan, dan selama 2 tahun pertama kehidupan bayi ketermpilan tersebut semakin baik.
Perkembangan Sensor
            Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang sedemikian rupa untuk mengumpulkan informasi. Alat-alat inilah yang dinamakan dengan indra (sense) atau system sensorik. Tanpa penglihatan,pendengaran, sentuhan, kecapan, penciuman, dan indera lain otak bayi akan terkucil dari dunia, bayi akan hidup dalam kebisuan, kegelapan, tanpa rasa, tanpa warna, dan kehampaan yang kekal.
            Dengan demikian, indra-indra berfungsi mendeteksi,mentranssduksi dan meneruskaan informasi yang datang padanya.sensasi (pengindraan) terjadi ketika sekumpulan informasi mengadakan kontak dengan penerima sensor, seperti mata, telinga, hidung, dan kulit. Sensasi ini kemudian disertai dengan pemberian makna, dan inilah yang disebut dengan presepsi. (Schneirla,1957).
Pengecapan  
            Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan terhadap rasa. Hal ini terbukti dengan jelas bahwa bayi lebih menyukai rasa manis dan mreka akan menghisap putting susu tiruan (dot) lebih kuat dan cepat ketika mengeluarkan air gula disbanding ketika dot mengeluarkan air tawar  (Mistretta & Bradley,1985). Menurut hasil penelitian lain, bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi, seperti senyum, setelah diberi larutan manis, tetapi akan mengerutkan lidahnya setelah diberi larutan asam (Stainer,1979 dalam Santrock,1995).
Penciuman
            Bayi yang baru lahir juga memiliki reaksi terhadap berbagai bau, baik bau harum maupun busuk. Bau cuka atau almuniak membuat wajah bayi yang berusia 1 minggu meringis dan mengalihkan kepalanya. Dalam suatu penelitian, bayi yang minum ASI memperlihatkan suatu keinginan yang jelas atas bau kain pelapis ibu mereka ketika mereka berusia 6 hari tetapi, ketika berusia 2 hari mereka tidak memperlihatkan keinginan ini. Hal ini menunjukkan bahwa bayi memerlukan beberapa hari untuk  menyadari bau tersebut ( Santrock,1995).
Pedengarann
            Bayi dapat mendengar, sekalipun tidak sebaik orang dewasa, namun akan berkembang sampai dapat melokalisasi sumber suara dan membedakan keras atau lunaknya serta durasi suara melalui respons yang berbeda. Bayi juga merespon secara selektif terhadap ucapan orang dewasa (Zelazo dan Chaika ,1984). Hasil penelitian Muir dan Field.1979 menunjukkan bahwa sebagian besar bayi akan memutar kepalanya sekitar 90 derajat kearah sumber datangnya suara.
Penglihatan
            Secara psikologis dan anatomis bayi yang baru lahir telah memiliki kesiapan untuk merespon secara diferensial sebagai aspek penglihatanya (Reese & Lipsitt,1979). Meskipun telah memiliki kemampuan  merespons lingkungan visual, namun sampai sekarang sedikit orang memahami seberapa banyak bayi benar-benar dapat melihat (Hetherington & parke, 1970).
            Penelitian mengenai penglihatan bayi dilakukan secara luas dipelopori oleh (Fantz,1963), yang menarik beberapa kesimpulan bahwa : pertama, bayi yang baru lahir mampu membuat diskriminasi visual secara baik. Kedua, bayi merespon secara selektif berbagai stimulus visual. Misalnya, bayi lebih senang melihat pola atau bentuk dari pada warna atau kecerahan (Johnson & Medinnus, 1974).
Pola - pola anak Usia 0- 2 th
1. Pola Makan dan Minum

            Perkembangan fisik bayi tergantung pada makanan yang baik selama 2 tahun pertama. Bagi usia 4-6 bulan pertama, ASI atau susu formula yang lain adalah sumber makanan dan energi yang utama. Namun belakangan disadari bahwa pemberian ASI jauh lebih baik dari pada susu formula. Sebab, memberi ASI sama saja dengan memberikan susu yang bersih, yang sekaligus dapat menjadi anti body bagi bayi dari penyakit. Setelah usia 6 bulan, secara berangsur-angsur bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat, seperti nasi, gandum, roti dll.
                   2.  Pola Buang Air

            Ketika baru dilahirkan, bayi belum mampu mengendalikan buang airnya, sehingga buang air setiap saat. Pada usia 4 bulan, interval buang air sudah dapat diramalka. Pengendalian buang air besar rata-rata dimulai pada usia 6 bulan. Sedangkan pengendalian buang air kecil mulai pada usia 15-16 bulan, namun sampai akhi1980r. masa bayi pengendalian buang air kecil masih belum sempurna (Hurlock, 1980).
3. Pola Tidur dan Makan 

Salah satu fungsi otak adalah mengontrol keadaan tidur dan bangun.Tidur secara teratur dapat membantu bayi mencegah rangsangan eksternal sehingga memberikan kesempatan pada fisiknya untuk istirahat. Disamping itu tidur dapat meningkatkan rangsangan internal, sehingga dapat mendorong perkembangan otak bayi yang sehat.
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur. Rata-rata bayi yang baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari, walaupun ada yang rata-rata 10-11 jam bahkan ada yang mencapai 21jam per hari. Pada umur 6 bulan, masa tidur bayi rata-rata hanya 13-14 jam per hari (Seifert & Huffnung, 1994; Santrock,1995).

 




           

 
 



 

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. TERIMA KASIH
    MY BLOG
    MY CAMPUS

    Fatma widya ningrum Fatma.wn08@gmail.com Blog.binadarma.ac.id/ay_ranius/

    BalasHapus
  3. PlayAmoCasino.com Review & Bonus Code - JTA Hub
    PlayAmoCasino is rated 4.9 out of 5 by our members and 30% of them said: "liked it". As a result, it's highly recommended 안산 출장안마 that they consider 고양 출장샵 this casino to be  Rating: 공주 출장샵 4.9 김제 출장안마 · ‎Review by 전라북도 출장안마 JT Hub

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About